Berjumpa Saudara di Taman Safari Indonesia Bogor

"Ke Taman Safari yuk!!" Cetus Alvin, teman saya yang wajahnya seperti bocah usia lima tahun.

Biasanya, kami hanya selalu merencanakan pergi, namun jarang yang benar-benar terlaksana. Tapi, kali ini benar-benar terlaksana. Padahal, pergi ke Taman Safari dicanangkan secara tiba-tiba. Emang, yang mendadak biasanya suka beneran terlaksana.

Kala itu tanggal 14 April 2017, saya memang sudah berada di Jakarta. Dua hari yang lalu, saya baru saja menonton secara live acara Stand Up Comedy Indonesia Season 7 di Balai Sarbini Semanggi. Jadinya, saya hanya perlu naik Commuter Line ke Bogor, kemudian menunggu di jemput di Botani Square oleh Alvin bersama Isan, Tria, dan Marsya.

"Kok lama kali sih" Saya langsung berkomentar begitu masuk ke mobil Alvin
"Si Tria nih mandinya lama, jadinya kita nunggu dia dulu" Alvin langsung menyambar pertanyaan saya dengan nada yang sedikit kesal.

Dalam hitungan detik, pembicaraan di mobil berkisar seputar tentang kesalahan Tria. Mulai dari kenapa bisa mandinya lama, hingga yang gak nyambung-nyambung amat. Seperti misalnya: kenapa dia ngomong kata "mikroba" jadi "mikobra". Entahlah, kenapa dia bisa bilang begitu. Mungkin antara lidah si Tria emang suka keselip atau dia memang pencinta "mikobra", sebuah jenis mi instan terbaru yang dikombinasikan oleh daging ular kobra.

Anyway...

Ini merupakan kali pertama saya datang ke Taman Safari Indonesia yang di Bogor. Sebelumnya, saya sudah pernah ke Taman Safari Indonesia 3 atau biasa disebut "Bali Safari & Marine Park". Tapi, itu sudah lama sekali. Ketika saya masih kelas 2 SMA pada tahun 2011 dan sedang unyu-unyunya.

Kami sampai di Taman Safari Bogor kira-kira pukul 11. Ketika matahari sudah menyiram cahayanya dan sedang panas-panasnya. Lagi-lagi, semua menyalahkan si Tria, makanya kami jadi kesiangan. Padahal, sebaiknya datang ke Taman Safari itu pagi-pagi disaat hewan-hewan sedang diberi makanan oleh petugas. Kalau datangnya udah siang, biasanya hewan-hewan banyak yang tidur karena kekenyangan.

Setelah membayar tiket masuk, Alvin langsung menancap pedal gas mobilnya untuk segera menemui para saudara-saudara kami. Berbekal wortel yang kami beli di pinggir jalan menuju Taman Safari, kami berharap para binatang senang dengan kami dan mulai menganggap kami sebagai keluarganya. 

Kami lantas menyusuri jalanan di Taman Safari dimana hewan-hewan dilepaskan dan dibiarkan begitu saja. Area pertama adalah area hewan-hewan jinak seperti zebra, gajah, rusa, tapir, kuda nil, dan lain-lain. Hewan-hewan disini udah pada pintar. Begitu kita membuka jendela mobil, eh mereka langsung datang menuju mobil. Tau aja mereka mau dikasih makanan.



Ini hewan apa ya...
Hewan-hewan disini sangat brutal kalau ngeliat wortel. Mereka langsung menjulurkan lidahnya sepanjang mungkin agar bisa mendapatkan wortel dari tangan kita. Pernah saya iseng main tarik ulur wortel ke salah satu zebra, eh dia malah ngejilat tangan saya. Air liurnya netes lagi.



Area selanjutnya adalah area hewan buas. Area ini sangat tertutup. Jika ada mobil ingin masuk, maka pintu menuju area ini akan terbuka secara otomatis. begitu juga sebaliknya di pintu keluar. Hal ini dilakukan mengingat jika tidak ditutup, maka hewan buas tersebut bisa memangsa ke tempat hewan yang lemah.

Salah satu harimau yang terciduk. Ternyata dia buka usaha tambal ban
Jangan coba-coba membuka kaca mobil kalian lebar-lebar di area ini, atau kalian akan jadi santapan yang empuk bagi para hewan buas. Kalau dilihat sekilas, hewan-hewan di area ini terlihat sangat kesepian. Seperti tidak punya semangat hidup. Antara lagi ngantuk, kelaparan, ataupun kekenyangan. Awalnya kami berniat untuk menurunkan Tria dari mobil agar bisa menyemangati para hewan buas ini. Tapi, niat itu kami urungkan, mengingat pada saat itu dia belum sarjana.



Selesai ber-safari ria dengan menggunakan mobil, akhirnya kami sampai di parkiran. Sebelum turun, jangan lupa untuk menggulungkan tiket masuk ke tangan karena tiket tersebut bisa digunakan sebagai tiket terusan untuk bermain secara gratis di beberapa wahana yang ada di taman safari.

Ada beberapa wahana yang kami naikin disini, diantaranya adalah sepeda layang, sepeda air, bom bom car, dan rumah hantu 3D. Yang paling berkesan adalah ketika memasuki rumah hantu 3D. Di rumah hantu ini kita tidak berjalan. Kereta akan mengantarkan kita mengelilingi rumah hantu ini dan kita hanya perlu menyaksikan hantu-hantu apa yang akan keluar. Sesuai dengan namanya, untuk memasuki rumah hantu ini, kita harus memakai kacamata 3D. Sebenarnya, rumah hantu ini tidak ada seram-seramnya. Namun, teman saya Alvin, seorang bocah berumur lima tahun di sepanjang kereta teriak-teriak tidak jelas dan malah menyender-nyender di bahu saya.


Di Taman Safari Bogor juga terdapat area baby zoo. Di dalam area ini kita bisa melihat bayi-bayi dari beberapa hewan seperti bayi harimau putih, harimau sumatera, orangutan, ular, singa, macan tutul, dan masih banyak lagi.

Di area ini, kita tak hanya sekedar melihat-lihat bayi-bayi hewan saja. Melainkan, kita juga bisa ikut berfoto dengan para bayi hewan. Untuk berfoto dengan bayi hewan tersebut dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 25.000 yang bisa kita beli di loket terdekat.

Teman-teman saya tidak ada yang mau berfoto dengan bayi hewan tersebut. Antara mereka tidak mau mengeluarkan uang lagi atau mereka takut untuk berfoto dengan bayi hewan. Jadi, hanya saya saja yang mau berfoto. Orangutan menjadi pilihan yang tepat bagi saya, dikarenakan kami berdua seperti adik kakak.

Tebak saya yang mana?
Selain itu, di Taman Safari juga terdapat beberapa pertunjukkan yang dapat disaksikan secara gratis seperti pertunjukan gajah, lumba-lumba, singa laut, dan lain-lain. Berhubung kami datangnya sudah siang (gara-gara si Tria), kami melewatkan banyak show. Hingga akhirnya, kami tidak menonton satu show pun disana.

Menjelang sore, kami kelaparan hingga mampir di sebuah toko yang menjual berbagai macam makanan dan minuman. Tentunya, karena ini di dalam Taman Safari, harga pasti akan lebih mahal dari biasanya. Jadi, kalau kalian mahasiswa yang hidupnya pas-pasan, lebih baik bawa bekal dari rumah. Jangan seperti kami yang uangnya pas-pasan, tapi berlagak makan di dalam Taman Safari.

Kunjungan kami di Taman Safari ditutup dengan mampirnya kami di area "Komodo Dragon Exhibits". Area ini baru saja dibuat pada tahun 2013. Kandang komodo yang terdapat di area ini mempunyai fasilitas khusus seperti pemanas ruangan, pengatur kelembaban, dan pasir khusus yang diberikan sehingga komodo merasa seperti di habitat aslinya. Yang tak kalah pentingnya adalah kandang komodo ini dirancang dengan konsep green sehingga energi matahari yang diserap menjadi lebih banyak.

Saya jadi mulai berfikir, ini kandang mewah banget ya? Apa saya perlu jadi komodo biar bisa diperlakukan secara ekslusif?

Ah, sudahlah. Saya tak perlu diperlakukan secara ekslusif. Saya hanya ingin kamu memperhatikan saya saja. Iya benar, kamu yang sedang membaca tulisan ini.



HARGA TIKET MASUK

Dewasa (>6 tahun) : Rp. 150.000
Anak-anak : Rp. 140.000

Sepeda Motor : Rp. 5000
Mobil : Rp. 15.000
Bus " Rp. 20.000

No comments:

Post a Comment