Pindah

Saya termenung pada dini hari itu. Sambil menahan kantuk untuk menunggu azan shubuh. Saya merasa seperti tidak enak badan. Diperparah dengan rasa lelah akibat baru beres-beres kosan. Ini adalah hari pertama saya berada di kosan yang baru. Terasa sepi, dan dingin.  Mirip suasana hati saya pada malam itu.

Saya jadi teringat empat tahun yang lalu, ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di Jatinangor. Awalnya, saya tidak berniat untuk nge-kos di Jatinangor. Ingin tinggal bersama mama saya saja di rumah kontrakan di Bandung. Tapi, setelah daftar ulang mahasiswa di Unpad, tiba-tiba ada seorang bapak dengan kaki pincang menawarkan jasa untuk mencari kos-kosan. Bapak itu menawarkan beberapa kosan hingga membuat mama saya tertarik, dan akhirnya saya nge-kos di Jatinangor.

Awalnya, saya tidak merasa nyaman untuk ngekos. Terlebih lagi mama saya memang sedang menetap di Bandung. Rasanya ingin setiap hari saya bolak-balik Bandung-Jatinangor. Seiring berjalannya waktu, saya mulai merasa nyaman berada di kosan itu. Dan tak terasa, kami telah empat tahun bersama.

Sekarang, saya sudah pindah ke Bandung. Kali ini, saya mencari kosan sendiri. Hanya ditemani oleh teman saya, Isan. Dalam mencari kosan di Bandung pun terasa sulit. Mencari kosan itu susah-susah gampang sebenarnya. Kadang ada kosan dengan segala fasilitas lengkap, tapi kemahalan. Ada kosan yang biasa saja, tapi susah diakses karena masuk ke gang-gang. Yang lebih parah, ada kosan yang kamar mandinya di dalam, tapi tidurnya diluar.
--=--

Tanggal 1 Agustus kemarin, mungkin itu terakhir kalinya saya melihat teman-teman dekat saya di Bandung di acara wisudaan mereka. Nggak terakhir kali juga sih, tapi pasti bakalan sangat sangat sangat jarang. Saya memberikan hadiah kenang-kenangan untuk mereka. Merasa bahagia dihadapan mereka. Namun, sejujurnya saya merasa sedih dibelakang.

Saya senang mereka akhirnya selesai juga, namun mereka semua pasti bakal meninggalkan saya. Apalagi yang di luar kota. Sedihnya itu sangat kerasa, yang biasanya sering jumpa di kampus lalu ngobrol sana sini hingga lupa waktu, sampai saya kehilangan teman makan dan nonton saya jika ada film baru. Dan yang paling menyakitkan adalah saya baru merasa dekat dengan mereka baru-baru ini saja. Sesuatu yang sangat tidak bisa saya tahan pada saat ini. Ketika saya merasa nyaman ngobrol dan bareng mereka, disaat itu pula kami dipisahkan oleh yang namanya kelulusan.


Saya menyadari bahwa saya tak bisa selamanya bisa bersama mereka. Mau bagaimanapun, setaksiap apapun, setakrela apapun, hari itu memang pasti terjadi. 

Malam setelah hari kelulusan mereka, dini hari saya kembali termenung. Persis seperti waktu pertama kali saya datang ke kosan yang baru. Saya merasa seperti ada yang hilang. Kosan yang lama dan teman yang akan jarang dijumpai.

Namun, seperti kosan lama yang awalnya merasa tak nyaman, saya yakin kosan yang baru pasti punya sesuatu yang membuat perjalanan ini menjadi nyaman. Teman saya juga, saya yakin dengan semakin jarang kami berjumpa, pasti akan ada sesuatu yang indah dibalik itu. Kerinduan yang membuat kita tetap terjaga. Dan pada akhirnya kita dapat menggapai mimpi-mimpi kita.

Dua hal yang sedang pindah saat ini bagi saya adalah:

Kosan saya dan teman saya.

Satu hal yang tak bisa pindah adalah kenangan saya bersama teman-teman saya di zaman perkuliahan.

Selamat wisuda teman-teman!





You can leave. I'll remember you, I remember everyone that leaves. -Lilo- 

1 comment:

  1. Sedih ya :') "You can leave. I'll remember you, I remember everyone that leaves." Njay.

    ReplyDelete