Datang ke Acara Akhir Pekan @ Museum Nasional

Museum merupakan salah satu tempat untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan. Melihat koleksi-koleksi yang dipajang di museum bisa membayangkan sebuah kisah serta emosi yang terdapat di masa lalu. Bagi saya, mengunjungi museum menghadirkan nostalgia-nostalgia yang terkadang membuat saya penasaran sehingga meraup banyak informasi di museum. Itulah salah satu sebabnya saya senang untuk datang ke museum.

Tanggal 25 September kemarin, ketika saya sedang berada di Jakarta, saya diajak oleh abang saya untuk datang ke Museum Nasional Indonesia. Katanya, disana sedang berlangsung kegiatan "Akhir Pekan @ Museum Nasional."

Sebelumnya, saya sudah pernah datang ke Museum Nasional Indonesia. Bahkan dua kali. Namun, saya belum pernah datang ke acara Akhir Pekan @ Museum Nasional. Padahal, acara ini sudah dilakukan sejak tahun 2013.

Akhir Pekan @ Museum Nasional merupakan sebuah acara pertunjukkan dongeng teater yang dilaksanakan di Museum Nasional. Acara ini merupakan bentuk kerjasama Museum Nasional Indonesia, Dapoer dongeng, serta teater koma yang tujuannya adalah untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap museum.

Akhir Pekan @ Museum Nasional kali ini mengambil judul "Menyanggul Bumi Menggelung Samodra," sebuah kisah yang bercerita tentang negeri Tanjung Jabung. Tanjung Jabung merupakan sebuah kerajaan yang terletak di Provinsi Jambi yang keberadaannya tidak sepopuler dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia seperti Samudera Pasai, Majapahit, dan lain-lain.

Saya datang bersama abang saya pada pukul 10.30 WIB dengan menaiki busway. Setelah sampai, kami langsung membeli tiket seharga Rp. 5000 dan langsung masuk ke dalam museum menuju ruang Kertarajasa tempat dilaksanakannya pertunjukan. Sewaktu kami datang, pertunjukan teater "Menyanggul Bumi Menggelung Samodra" sesi kedua baru saja selesai. Artinya, kami kebagian nonton di sesi ketiga dan merupakan pertunjukan terakhir dari Akhir Pekan @ Museum Nasional di tahun ini.

Beruntung kami masih sempat untuk menyaksikan pertunjukan teater. Penonton yang hadir disana sangat beragam. Mulai dari anak-anak yang didampingi oleh orangtuanya, remaja, hingga para mahasiswa yang membawa sang pacar pun turut hadir. Senang rasanya melihat seluruh lapisan masyarakat antusias terhadap pertunjukan teater bertemakan sejarah ini.


Para pemeran teater pada pertunjukan ini berasal dari grup Teater Koma yang memang sudah lama melintang di dunia perteateran. Soal akting tidak usah diragukan lagi. Para pemain teater bisa membuat suasana menjadi lepas dan membuat punchline sehingga para penonton tertawa terbahak-bahak.

Video kiriman Iqbal Fauzan (@iqbalfauzan95) pada

Secara garis besar, pertunjukan teater "Menyanggul Bumi Menggelung Samodra" ini bercerita mengenai asal-susul Keris Siginjai. Keris ini dahulu digunakan untuk membunuh Rangkayo Hitam yang merupakan Raja Melayu Jambi. Keris ini dibuat oleh seorang empu atas perintah Raja Mataram. Kabar dibuatnya keris ini sampai ke telinga Rangkayo hitam sehingga ia memutuskan untuk menemui sang empu. Rangkayo Hitam menanyakan kepada sang empu untuk siapa keris itu dibuat. Sang empu terperdaya oleh rayuan Rangkayo Hitam dan menjelaskan bahwa Raja Mataram-lah yang menyuruh membuatnya untuk membunuh Rangkayo Hitam. mendengar kabar tersebut, Rangkayo Hitam tidak terima. Ia ingin merebut keris itu dari tangan sang empu sehingga timbul pertempuran diantara keduanya. Rangkayo Hitam memenangkan pertempuran dan mengambil keris tersebut. Setelah pertempuran, Rangkayo Hitam sering menusukkan keris tersebut di kepalanya sehingga orang-orang sering menyebutnya dengan "ginjai" yang berarti tusuk konde bagi orang Melayu. Itulah sebabnya mengapa keris tersebut dinamakan dengan Keris Siginjai.

Setelah pertunjukan selesai, ada seorang pemandu museum yang akan menjelaskan beberapa koleksi yang ada. Seperti misalnya patung-patung yang berada di lantai 1 museum. Saya bersama abang saya mengikuti arahan dan penjelasan dari pemandu museum.

Di akhir penjelasan, pemandu mengatakan bahwa Keris Siginjai yang diceritakan tadi terdapat di museum ini. Memang, dari yang saya dengar kisah-kisah yang di dongengkan di acara Akhir Pekan @ Museum Nasional diambil dari sejarah dari koleksi-koleksi yang ada di museum. Jadi, setelah pementasan, kita bisa melihat langsung koleksi yang baru saja diceritakan.


Sang pemandu mengatakan bahwa Keris Siginjai terdapat di lantai 4 yaitu lantai khasanah emas dan keramik. Ia kemudian menutup tur singkatnya dengan kalimat "silahkan melihat bentuk kerisnya langsung disana."

Kami pun langsung menuju ke lantai 4. Untuk dapat sampai ke lantai 4, kita harus menaiki lift. Tidak ada akses dengan tangga maupun eskalator disana. Penjagaan di lantai 4 juga sangat ketat. Pernah menonton film night at the museum? Kira-kira seperti itulah penjagaannya. Di setiap sudut di lengkapi CCTV bahkan di setiap koleksi diberikan alat pengatur suhu. Penjagaan yang ketat ini dikarenakan koleksi-koleksi di lantai 4 bernilai sejarah tinggi dan rata-rata terbuat dari emas.

Di lantai 4, kita juga tidak boleh memotret. Mungkin salah satu alasan tidak boleh memotret karena cahaya flash yang dapat merusak koleksi yang ada di museum. Coba saja memotret, bisa-bisa anda diusir satpam dan diinterogasi.

Kami pun akhirnya melihat Keris Siginjai yang diceritakan tadi. namun, karena larangan memotret, saya tidak bisa menampilkannya disini.

Bagi yang penasaran dengan Keris Siginjai, segera datang ke Museum Nasional Indonesia yang terletak di Jalan Merdeka Barat No. 12, gambir, Kota Jakarta Pusat.

Dan bagi yang ingin melihat pertunjukan dongeng teater di acara Akhir Pekan @ Museum Nasional, silahkan menunggu hingga tahun depan!


No comments:

Post a Comment