Kesampaian Berkeliling di Cirebon

Saya punya teman yang bernama Adit. Adit merupakan teman dekat saya sejak semester satu hingga sekarang. Dia berasal dari Kota Cirebon. Hal yang spesial dari Adit adalah: dia selalu membanggakan kota kelahirannya tersebut jika ada sesuatu yang membicarakan Cirebon.

Misalnya ketika kita sedang ngobrol. Lalu ada kata Cirebon muncul di kalimat kita. NAH, itu si Adit pasti nyeletuk masuk pembicaraan. 

"Di Cirebon ada apa sih?"
"Ada mall"
"Terus?"
"Di Cirebon punya bahasa sendiri, bahasa Cirebon"
"Terus?"
"Ada empal gentong, nasi jamblang"
"Itu mah biasa"
"Cirebon mau jadi provinsi"
"....."

Saking geramnya ngeliat si Adit yang selalu membanggakan Cirebon, saya selalu mengoloknya dengan kalimat "Di Cirebon udah ada listrik dit?"
---=---

Pertengahan Desember kemarin, saya bersama Isan, Dani, dan Rahmat mengusulkan ke Adit untuk liburan di Cirebon. Usulan ini sebenarnya sudah lama diusulkan sejak kami memasuki semester dua. Namun, usulan tersebut belum pernah terealisasi. Akhirnya, tanggal 10 Desember kemarin, kami bisa pergi ke Cirebon! 

Gua Sunyaragi

Menumpang hidup di rumah Adit benar-benar nyaman. Dikasih makan dan kamar secara gratis. Kamarnya bisa milih lagi, mau ber AC atau tidak. Sungguh, jika kalian ingin jalan-jalan ke Cirebon, saya sarankan untuk menginap di rumah Adit.

Akibat semalam habis karaoke-an hingga pukul 1 pagi, kami terlambat bangun. Alhasil, baru pukul 11 pagi kami pergi untuk menjelajah Cirebon.

"Kita mau kemana nih?" Tanya Saya ke Adit.
"Ke yang deket aja dulu. Gua Sunyaragi."
"Berarti... kita ke rumahmu lagi aja dit!"

Ya, saya sudah mengira kalau rumah Adit sudah jadi objek wisata.

Gua Sunyaragi ternyata memang dekat. Hanya sekitar 15 menit dari rumah Adit. Ini kenapa patokan jalannya dari rumah Adit ya...

Setelah turun dari mobil, saya bersama teman-teman saya yang imut disuguhkan oleh sebuah seni ekstrim tradisional di Indonesia. Pertunjukan seorang anak laki-laki yang sedang menunggang kuda mainan. Ya, kuda lumping.

Jujur, ini pertama kalinya saya melihat pertunjukan ini secara langsung. Seram juga. Apalagi kata Isan, orang yang lagi naik kuda lumping itu lagi kesurupan. Kerennya, dia menginjakkan kakinya ke kaca tanpa adanya rasa sakit sama sekali. Enak ya kesurupan. Kalau saya ditolak cewek, boleh juga nih untuk kesurupan.

Tidak berlama-lama melihat kuda lumping, kami langsung membeli tiket masuk ke Gua Sunyaragi yang harganya Rp. 10.000. Dengan cuaca yang lumayan panas pada saat itu, kami langsung memasuki kompleks gua tersebut dan langsung menjelajah.

Dari yang saya dengar, Gua Sunyaragi ini dahulu merupakan tempat pertapaan serta tempat penggemblengan tentara kesultanan Cirebon.


Waktu kami berkunjung, Gua Sunyaragi ramai pengunjung karena pada saat itu memang sedang libur weekend panjang. Sehingga, kami harus bergantian masuk ke dalam gua.


Saya juga sempat mendengar celotehan dari salah satu pengunjung bahwa di Gua ini terdapat mitos tentang jodoh. Jika kita memegang patung perawan sunti, maka sulit untuk jodoh. Namun, jika kita pergi ke Gua Kalenggengan yang masih berada di kompleks Gua Sunyaragi, justru kita malah enteng jodoh. Menarik bukan?

Bertapa untuk mendapatkan jodoh


Datang ke Makam Sunan Gunung Jati

Setelah mengunjungi Gua Sunyaragi, kami melanjutkan perjalanan makam Sunan Gunung Jati. Makam Sunan Gunung Jati terletak di Kabupaten Cirebon yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Kota Cirebon. 

Perjalanan ke makam Sunan Gunung Jati terbilang cukup rumit. Sepanjang jalan yang mengarah ke makam Sunan Gunung Jati macet. Belum lagi bus-bus serta mobil-mobil dari luar kota yang memarkirkannya di pinggir jalan membuat jalan semakin sempit. Datang ke makam Sunan Gunung Jati sehari sebelum Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan keputusan yang kurang tepat.

Jalan menuju ke makam Sunan Gunung Jati sangat ramai. Setiap tahun menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, banyak pengunjung datang ke makam Sunan Gunung Jati untuk melakukan ziarah.


Begitu kita memasuki kompleks makam, siapkan uang receh anda. Karena, di setiap 2 meter kita memasuki wilayah kompleks akan ada orang yang meminta sumbangan sambil teriak:

"Bentar dulu bentar dulu, mohon sumbangannya disiapkan!"

Setelah 10 menit bergelut dengan keramaian, akhirnya kami sampai di depan gerbang makam Sunan Gunung Jati. Namun, melihat kondisi yang sangat ramai, kami tidak jadi masuk ke makamnya. Antriannya sangat panjang dan saling berdesak-desakkan. Kami takut masuk headline koran hari berikutnya dengan judul: "Lima orang mahasiswa, ingin mengunjungi makam, eh malah dimakamkan"


Cirebon Waterland Ade Irma Suryani

Kota Cirebon sangat dekat dengan laut. Bagi yang belum tahu, Kota Cirebon itu terkenal dengan sebutan kota udang. Sebutan ini bukan tanpa alasan. Sejak awal, mata pencaharian masyarakat Cirebon adalah nelayan. Tak jarang pula mereka sering menangkap udang kecil atau biasa yang disebut dengan rebon. Dari situlah asal usul nama Kota Cirebon.

Berwisata di daerah yang ada lautnya  merupakan salah satu tujuan kami di Cirebon. Adit mengajak kami ke Cirebon Waterland Ade Irma Suryani, sebuah tempat wisata dimana kita bisa berenang di waterboom-nya melihat pemandangan laut yang indah.

"Wah, ganyangka di Cirebon ada tempat beginian"

Kami semua tercengang melihat waterboom yang ada di Cirebon Waterland, kecuali Adit. Dia malah planga-plongo. Mungkin, dia sudah sering datang ke tempat ini ya.




Di Cirebon Waterland Ade Irma Suryani ini juga terdapat penginapan cottage yang bangunannya sangat khas serta terletak di pinggir-pingir laut seperti diatas. Setiap komplek cottage dilengkapi dengan jembatan kayu sehingga kita bisa melihat pemandangan yang keren. Eit, jangan pikir kami akan menginap disini. Rumah Adit masih menjadi favorit untuk menginap di Cirebon. Karena gratis.


Saya kemudian mencari spot foto siluet yang terdapat di salah satu gedung yang menghadap ke laut. Baru lima menit berada di dalam, terlihat seorang bapak-bapak putih menghampiri kami. Saya kira dia mau minta tolong di fotoin, eh ternyata malah mau mengusir kami. Ternyata dia satpam.

Lumayan lah untuk pemandangan yang ada di Cirebon Waterland. Mengingat ini merupakan satu-satunya tempat rekreasi bermain di Cirebon. Jadi, mau tidak mau tempat ini selalu ramai dikunjungin di akhir pekan maupun di hari libur.
---=---

Perjalanan saya bersama teman-teman sangat berkesan. Ditambah lagi ketika kami bisa melihat prosesi upacara panjang jimat dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW secara langsung di Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon. Mungkin, saya akan memposting cerita tentang panjang jimat tersebut di postingan berikutnya.

Daaan terakhir, terimakasih buat Adit dan keluarga atas jamuan yang baik!

No comments:

Post a Comment