Gedung Bersejarah Dalam Kemerdekaan Indonesia: Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Hari Minggu, keesokan hari setelah saya mengunjungi Museum Sumpah Pemuda, saya datang ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Kunjungan ini memang sudah saya rencanakan sebelum saya ke Jakarta dengan tujuan: mendatangi museum-museum baru yang belum pernah saya kunjungi.

Lagi-lagi saya harus berangkat ke museum sendiri. Abang saya tidak mau diajak ke museum dengan alasan mau istirahat. Alhasil, saya mencari teman yang bisa diajak. Untungnya Zura, teman saya ketika SMA mau saya ajak. Alhamdulillah, ada teman yang bisa disuruh foto.

Saya sampai di Museum Perumusan Naskah Proklamasi sekitar pukul 11 pagi. Membeli tiket seharga Rp. 2000, kemudian langsung masuk ke museum. Sedangkan teman saya Zura, baru sampai 15 menit kemudian. 

Museum Perumusan Naskah Proklamasi memiliki sejarah penting dalam terciptanya naskah proklamasi. Dahulu, gedung ini merupakan tempat kediaman Laksamana Maeda pada zaman pendudukan Jepang. Di tempat inilah naskah proklamasi dibuat. Namun, terciptanya naskah proklamasi melalui jalan yang cukup berliku.

Soekarno dan Hatta sempat diungsikan oleh para pemuda ke Rengasdengklok sebelum kembali ke Jakarta untuk merumuskan naskah proklamasi. Hal ini terjadi akibat adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dengan golongan tua dalam pelaksanaan proklamasi.

Perbedaan pendapat ini terjadi akibat daari golongan tua yang diwakili Soekarno-Hatta dan Ahmad Soebarjo dalam persiapan memproklamirkan kemerdekaan perlu adanya rapat dengan PPKI. Sedangkan para golongan muda menentang hal tersebut karena PPKI merupakan organisasi bentukan Jepang.
---=---

Ketika Zura sudah sampai di museum, barulah saya mulai menjelajah museum ini secara utuh. Museum Perumusan Naskah Proklamasi terdiri dari dua lantai. Di lantai pertama terdapat beberapa ruangan, diantaranya: ruang tamu pertemuan, ruang perumusan, ruang pengesahan, dan ruang pengetikan. 

Ruang Perumusan
Ruang Tamu Pertemuan
Ruang Pengetikan
Hawa sejarah sangat kental terasa sekali di ruang perumusan. Dahulu, dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, Soekarno-Hatta dan Ahmad Soebardjo merumuskan naskah proklamasi di tempat ini. Sesuai dengan diorama yang terdapat di meja ruang perumusan, memang Soekarno-lah yang menulis draft naskah proklamasi. Sedangkan Hatta dan Ahmad Soebardjo membantu menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kemudian, setelah mendapat persetujuan dari para hadirin, Soekarno mempercayakan Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi. Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruang bawah tangga dan ditemani oleh B.M. Diah. 

Kalo saya ada di ruangan itu pada zaman dahulu, mungkin jobdesk saya adalah mengganggu Soekarno menulis naskah. Hahaha.


Hal lain yang penting yang terdapat di lantai satu museum ini adalah adanya sebuah piano yang terletak di bawah tangga. Apa keistimewaan piano ini?

Diatas piano ini, Soekarno-Hatta menandatangani teks proklamasi
Ternyata, di atas piano inilah naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Jadi, setiap koleksi di museum ini memiliki catatan sejarah walau sekecil apapun nilai sejarahnya.

"Ke lantai dua yuk" ucap Zura.

Kemudian kami menaiki tangga yang dibawahnya terdapat piano bersejarah tersebut. Zura kelihatan sangat bersemangat menjelajahi museum ini. Dia seperti anak kecil yang baru bisa bisa main hape. Semua teks yang terdapat di poster dilihatnya. Bahkan tulisan sekecil apapun dilihatnya. Seperti contohnya: "Hak cipta dilindungi oleh undang-undang".


Suhu ruangan di lantai 2 ini lumayan panas akibat tidak adanya pendingin ruangan sehingga membuat kami lebih cepat berkeringat. Di lantai 2 ini terdiri dari beberapa ruangan, yaitu: ruang menjelang proklamasi, ruang sekitar proklamasi, ruang mempertahankan kemerdekaan, dan ruang tokoh yang hadir. Kami hanya sebentar saja berada di lantai 2 ini dan segera menuju lantai 1 ke ruang dekat dapur untuk mendinginkan badan dan beristirahat sejenak. Lima belas menit kemudian, kami keluar dari museum dan menuju ke Grand Indonesia Mall untuk makan siang.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi sangat cocok untuk dijadikan referensi kunjungan sejarah yang ada di Jakarta. Mengingat, tempat ini berhubungan secara langsung dengan para tokoh pemimpin kita dan kemerdekaan Indonesia. Secara umum, tampilan koleksi di dalam museum sudah cukup bagus. Namun, masih ada beberapa koleksi yang tidak diberi penjelasan maupun keterangan.

No comments:

Post a Comment