Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah

Saya tidak mengenal siapa itu Basoeki Abdullah. Yang saya tahu hanya Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Namun, pameran rayuan 100 tahun Basoeki Abdullah membuat saya tahu siapa ia sebenarnya.

Ini bermula ketika saya mengunjungi Museum Nasional Indonesia sekitar 3 minggu yang lalu, tepatnya tanggal 25 September.  Ketika sedang asyik-asyiknya melihat koleksi yang ada di Museum Nasional Indonesia, saya melihat ada sebuah spanduk bertuliskan "Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah". Saya langsung menuju dimana spanduk tersebut berasal. 

Masih dengan rasa penasaran siapa sebenarnya Basoeki Abdullah, saya masuk ke sebuah ruangan dimana spanduk tersebut berasal.  Saya berhenti untuk mengisi daftar tamu.

"Silahkan diisi ya mas"

Tampang saya saat itu memang kelihatan seperti mas-mas karena sedang memakai kacamata. Maklum, di Jakarta debunya banyak.

Saya antusias seperti anak-anak yang dikasih mainan melihat banyaknya lukisan di ruangan itu. Seperti anak-anak yang terhipnotis jika mendengar cerita hantu. Rasanya ingin memfoto semua lukisan yang ada di dalamnya.

Baru jepretan pertama yang saya ambil, petugas yang sedang jaga disana langsung menasihati saya. Saya masih ingat kalimat dia "Mas, fotonya jangan pakai flash ya"

Cahaya lampu dari flash bisa membuat lukisan terkena radiasi sehingga lukisan tersebut cepat rusak. Saya juga pernah dilarang memakai flash sewaktu ke Museum Tjong A Fie.

***

Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah ternyata adalah pameran lukisan untuk mengenang 100 tahun Basoeki Abdullah yang lahir pada tahun 1915. Pameran Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah ini dibuka oleh Mendiknas, Anies Baswedan pada tanggal 21 September 2015 dan berakhir pada tanggal 30 September 2015.

Dari yang saya baca melalui brosur disana, Basoeki Abdullah mulai terkenal saat ia memenangkan sayembara melukis sewaktu penobatan Ratu Yuliana dari Belanda. Hebatnya, dia mengalahkan 87 pelukis Eropa dan keluar sebagai pemenang. Selanjutnya dia diangkat menjadi pelukis Istana karena dia berteman baik dengan Soekarno. Tak hanya itu, dia juga sering melukis di Istana Kerajaan Thailand, Brunei Darussalam dan Filipina.

Saya paling tertarik dengan lukisan para istri Soekarno. Ternyata Basoeki Abdullah ini sering disuruh Soekarno untuk melukis para istrinya. Beberapa istri yang pernah dilukisnya adalah Fatmawati, Hartini, dan istri Soekarno yang orang Jepang, Ratna Sari Dewi.



Melihat karya-karya lukisan dari Basoeki Abdullah ini membuat saya berpikir "Pantas saja dia jadi pelukis Istana". Karya nya benar-benar terlihat seperti orang asli. Oh ya, di pameran ini ada bagian lukisan dimana anak-anak tidak boleh masuk ke dalamnya. Hmm, Basoeki Abdullah memang suka melukis yang begituan. If you know what I mean...

Sebenarnya, raingkaian satu abad Basoeki Abdullah ini sudah dilaksanakan pada awal Januari 2015. Acara tersebut terdiri dari workshop menggambar, pameran, kompetisi WPAP, dan lain-lain. Setelah mengelilingi lokasi pameran, saya keluar dan mengabadikan foto di depan WPAP Basoeki Abdullah.


Oh ya, bagi yang mengenal dua wanita yang di lukis Basoeki Abdullah ini bisa mengunjungi website museum Basoeki Abdullah disini. Soalnya, wanita yang diketahui baru satu, yaitu wanita yang sedang memakai baju warna merah di lukisannya.


Gara-gara melihat pameran ini, saya mau datang ke Museum Basoeki Abdullah langsung kalo saya ke Jakata lagi. Pasti koleksinya lebih lengkap dan suasananya lebih mantap. Karena, Museum Basoeki Abdullah itu dulunya adalah rumah Basoeki Abdullah-nya sendiri.

No comments:

Post a Comment