1 Tahun Jadi Anak Kos

Tahun lalu, jam segini, detik segini, aku lagi intensif belajar di bimbel buat ikut SBMPTN. Ya, aku tidak lulus di SNMPTN. Pikiranku saat itu adalah pokoknya aku harus lulus di Perguruan Tinggi Negeri.

Setelah melewati perjuangan yang panjang, aku pun dinyatakan lulus.Saat itu juga pikiranku berubah menjadi "OMAAAK AKU JADI ANAK KOS". Dulu, aku menganggap jadi anak kos itu enak. Kita yang me-manage uang kita sendiri, kita yang membersihkan tempat tidur sendiri, kita yang harus bangun pagi sendiri, dan kita yang harus mandi sendiri (yaiyalah).

Walaupun pilihan ketiga, alhamdulillah lulus
Tanpa terasa, aku udah 1 tahun jadi anak kos. Udah ngerasain "manis asam asin, rame rasanya!" jadi anak kos. Kalo soal makanan, jadi anak kos itu harus me-manage nya dengan baik. Boleh makan apa aja, asal sampe akhir bulan. Jangan sampe awal bulan makan daging, akhir bulan dimakan cacing. Buat yang punya hobi nonton di bioskop, jangan keseringan nonton. Maksimal sebulan itu hanya boleh 2 kali nonton. Kecuali yang memang uangnya berlebih. Jangan sampe awal bulan nonton bioskop akhir bulan nonton Masih Dunia Lain di kosan. Sendirian lagi. Hihihihi.

Anak kos sering dilanda beberapa masalah. Seperti masalah habisnya alat kebutuhan mandi. Biasanya ini sering terjadi di akhir-akhir bulan. Sabun, shampo, pasta gigi, habis semuanya. Untuk mensiasatinya sih dipaksain keluar. Kalo pasta gigi dipelintir-pelintir sampe ke ujung. Kalo beruntung sih pastanya keluar. Kalo untuk shampo sama sabun, di campur dengan air lalu dikocok-kocok hingga berbusa.

Selama jadi anak kos, kebutuhan-kebutuhanku berubah. Kebutuhan primer adalah makanan. Kebutuhan sekunder adalah internet. Kebutuhan tersier adalah mandi. Ya, benar. MANDI. Aku hanya mandi sekali sehari disini. Alasan utamanya adalah aku gak pernah berkeringat! Kalo bisa sih gausah mandi. Gak pernah bau kok.
***

Terkadang anak kos itu jarang memikirkan kesehatannya. Selama nge-kos di Jatinangor, alhamdulillah aku belum pernah ngalamin sakit. Biasanya, masalah yang sering dihadapin anak kos adalah sarapan dirangkap dengan makan siang atau bahasa kerennya brunch. Mungkin ada dua alasannya, kalo gasempat sarapan ya ingin menghemat uang. Menurutku kalo masalah makanan seharusnya jangan dihemat-hemat. Karena kesehatan adalah nomor satu, kalo nomor dua Jokowi (loh?).

Selain itu, anak kos harus pandai me-manage diri. Harus tau membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mampu menentukan skala prioritas. Mampu menyelesaikan masalah yang terjadi, baik yang bertahap maupun secara tiba-tiba. Jangan sampai anak kos malah terjebak dengan masalah konflik pribadinya sendiri. Pokoknya kita harus pandai membawa diri agar kita tidak terbawa oleh arus negatif dari lingkungan.

Sedangkan yang paling ditunggu-tunggu sama anak kos adalah pulang! Bertemu dengan keluarga, teman, pacar, khayalan. Bisa ceritain pengalaman-pengalaman kita ke mereka. Aduh jadi pingin cepat-cepat pulang...

Mungkin itu lah pengalamanku selama menjadi anak kos. Bagaimana pengalamanmu?